Jumlah aborsi yang dikerjakan di Inggris dan Wales telah mencapai tingkat tertinggi sepanjang sejarah dengan lebih dari seperempat juta terminasi dalam satu tahun, dengan penyedia jasa menyalahkan lonjakan hal yang demikian pada krisis tarif hidup.
Data dari Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial menunjukkan ada 251.377 aborsi yang dikerjakan oleh wanita yang tinggal di Inggris dan Wales pada tahun 2022, naik 17% dari 214.256 pada tahun 2021, seperti diinformasikan dari The Independent, Sabtu (1/6/2024).
Angka-angka hal yang demikian ialah angka tertinggi sejak slot minimal depo 5k Undang-Undang Pengguguran dikenalkan.
Kaprah ini menunjukkan bahwa mereka yang tinggal di bagian paling terdeprivasi di Inggris hampir dua kali lebih mungkin untuk menjalankan menghentikan kehamilan daripada mereka yang tinggal di zona yang paling terdeprivasi.
Angka-angka ini timbul setelah para ibu memberi tahu The Independent bahwa tekanan keuangan mendorong mereka untuk menjalankan aborsi, dengan data eksklusif yang disediakan oleh Pregnant then Screwed menemukan bahwa 87% orang tua yang menerapkan jasa penitipan anak mengatakan tarif hal yang demikian menghalangi mereka untuk memiliki lebih banyak anak.
Poling baru dari lebih dari 1.300 wanita oleh penyedia aborsi terkemuka British Pregnancy Advisory Service (BPAS) menemukan bahwa unsur finansial memengaruhi keputusan untuk menjalankan aborsi bagi hampir enam dari sepuluh wanita.
Sebagian-kaprah satu dari tiga wanita mengucapkan kesusahan mendapatkan kontrasepsi yang diinginkan atau menghadapi penundaan, yang menyebabkan kehamilan yang tak diinginkan sampai kemudian menjalankan aborsi.
Didasari Oleh Alasan Lain
Sarah Salked, selaku penyedia praktik aborsi MSI Reproductive Choices, mengatakan bahwa jarang ada seseorang menjalankan aborsi yang didasarkan oleh alasan tunggal.
“Dengan seperti itu banyak wanita di segala negara mengalami jalan masuk yang tak memadai terhadap kontrasepsi, tak mengherankan bila angka aborsi meningkat,” tambahnya.
“Permintaan yang lebih besar dan sumber energi terbatas untuk dokter lazim dan klinik kesehatan seksual meninggalkan wanita berisiko mengalami kehamilan yang tak diinginkan pada dikala keluarga kesusahan untuk memenuhi keperluan pokok.”
Salkeld juga menambahkan, “Angka hari ini cuma menunjukkan puncak dari gunung es. Di MSI, kami telah mengamati angka terus meningkat, dengan 27 persen lebih banyak orang datang terhadap kami untuk perawatan aborsi pada tahun 2023 dan peningkatan sebesar 22 persen lagi dalam triwulan pertama tahun ini.”