Memasuki pengesahannya di bulan Juni 2024, kian banyak investasi yang mengalir ke Wilayah Industri Batang, Jawa Tengah. Direktur Awam PT Wilayah Industri Terpadu Batang, Ngurah Wirawan, merasa bersyukur bahwa banyak investor asing yang merasa semangat untuk masuk ke pasar Indonesia dan berinvestasi di Wilayah Industri Batang.

“Kita bersyukur confidence pengusaha tinggi, semangat mereka untuk masuk ke pasar Indonesia, sewa lahan, investasi di sini itu tinggi sehingga ini dapat menjadi indikator yang bagus,” ujar Ngurah Wirawan saat ditemui usai penandatanganan kontrak investasi dengan bermacam-macam perusahaan, di Ballroom Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Rabu (15/5/2024).

Ngurah juga mengatakan bahwa kondisi politik Indonesia yang stabil selama masa spaceman slot Pemilihan Awam (Pemilu) 2024 juga memberikan rangsangan bagi para pengusaha untuk berinvestasi di Indonesia karena apabila Pemilu sebelumnya menjadikan kondisi yang berisiko, maka investor tidak mau untuk berinvestasi.

Bila mereka memperhatikan aspek politik, Indonesia nggak stabil, mereka nggak berkeinginan masuk. Bila Pemilu kemarin berjalan dengan kacau dan beresiko, mereka tak akan berkeinginan masuk. Namun, Indonesia dengan GDP sekitar 5% masih dalam kondisi bagus jadi mereka menganggap pengerjaan Pemilu tahun ini sebagai pengerjaan demokrasi yang umum jadi kita seharusnya bersyukur karena begitu investor-investor ini tak merasa nyaman ya mereka nggak berkeinginan masuk” lanjut Ngurah.

Jumlah Investasi yang Fantastis dan Taktik yang Diterapkan

Saat ini, sempurna investasi yang sudah masuk di Wilayah Industri Batang meningkat dua kali lipat, menempuh Rp 12 triliun dalam waktu tiga tahun. Jumlah ini melebihi investasi Pemerintah Pusat via PMN yang sebesar Rp 6 triliun.

Dalam penjualan lahan, setiap tahunnya PT Wilayah Industri Terpadu Batang menjual rata-rata sebanyak 150 hektar lahan.

“Tiap tahun kami menjual lahan sekitar 150 hektar. Tahun lalu sekitar 120 hektar. Masih ada waktu” ujar Ngurah.

Dalam menarik bermacam-macam pengusaha untuk berinvestasi di Wilayah Industri Batang, taktik yang diterapkan merupakan “seeing is believing” atau “menjual apa adanya” dan “my word is a bond” atau “apa yang dijanjikan seharusnya ditepati”.

“Taktik pertama yang diterapkan merupakan “seeing is believing”, saya nggak pernah menjanjikan sesuatu yang kita nggak deliver, kalo suka ya beli. Yang kedua merupakan “my word is a bond”, saya janjikan tanah ya saya tunjukkan tanahnya yang sudah ready. Filosofi itu membuat investor confident karena nggak asal suara, nggak asal komitmen” terang Ngurah.